Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Adi Karyono mengatakan, Jambore Nasional Tagana merupakan kegiatan tahunan yang digelar institusinya sejak 2004. Tahun ini, kegiatan itu telah memasuki penyelenggaraan yang ke-11. "Tahun ini penyelenggaraan Jambore Nasional Tagana terasa sangat istimewa. Baik dari tema, peserta, dan ragam kegiatannya," kata Adi kepada wartawan, Kamis (15/9).
Jambore Nasional Tigana |
Adi menjelaskan, peserta jambore tidak hanya dari unsur Tagana saja, namun juga mitra kerja dalam penanggulangan bencana, seperti Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, LSM bidang kebencanaan, kalangan dunia usaha, dan masyarakat.
"Kehadiran mitra kerja Tagana ini sejalan dengan tema jambore, yakni 'Bersama Mengatasi Bencana di Bumi Kita'. Artinya memang Tagana tidak bisa bekerja sendiri dalam penanggulangan bencana. Sinergi dan kolaborasi bersama mereka sangat penting," katanya.
Selain mitra kerja dari Indonesia, dalam jambore ini juga akan hadir utusan Perserikatan Bangsa Bangsa bidang Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) serta utusan negara ASEAN+3 (Jepang, Cina, Korea Selatan) yang memiliki relawan penanggulangan bencana berbasis masyarakat di negara masing-masing.
"Utusan ASEAN diundang untuk meninjau kegiatan sekaligus berbagi informasi dan pengalaman penanggulangan bencana di negara masing-masing. Sekaligus juga merayakan World Humanitarian Day atau Hari Kemanusiaan Internasional," jelas Adhy
Serangkaian kegiatan telah disiapkan dalam Jambore Nasional Tagana, yakni apel siaga bencana, simulasi penanganan bencana oleh Tagana dan mitra kerja, bakti sosial, dan lomba bertema kesiapsiagaan dalam bidang logistik, pengungsian dan perlindungan korban bencana. "Dan yang menarik tahun ini akan ada pemecahan rekor MURI untuk pengibaran bendera raksasa Tagana berukuran 25 x 45 meter," katanya.
Sumber : Antara
Editor : Ardian