SUARA INDEPENDEN.COM- Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang sangat sabar, bahkan beliau mendapat julukan Abul Anbiya’ yaitu ayahnya para nabi, maksudnya banyak nabi yang lahir dari keturunan nabi Ibrahim AS.
Mengenai kesabaran Nabi Ibrahim tak diragukan lagi, dimana ada peristiwa yang hebat dan bahkan terkenal keseluruh pelosok dunia kisah beliau, yang bahkan menjadi salah satu syariat agama islam dalam melaksanakan haji.
Nabi Ibrahim mendapat cobaan yang begitu dahsyat, dimana ketika itu Nabi Ibrahim yang Sangat mendambakan kehadiran seorang buah hati, yang cukup lama di beri oleh Allah seorang keturunan, namun Nabi Ibrahim tak menyerah, usaha dan doa selalu dipanjatkan dengan penuh ikhlas selalu berpositif thinking kepada Allah swt.
Dan akhirnya buah hati yang di tunggungu akhirnya hadir dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Tak sampai di situ disaat ismail yang tak lain adalah putran Nabi Ibrahim tersebut mulai tubuh besar, Nabi Ibrahim kembali di uji oleh Allah swt, agar meyembelih ismail untuk dijadikan korban dan meyembelihnya. Ini di perintahkan oleh Allah pasti ada alasan tersendiri, Allah ingin mengangkat derajat kedua Nabi tersebut dengan peristiwa ini.
Kedua nabi ini memang sngat penyabar dan selalu berpositif thingking kepada Allah swt dan selalu mengambil nilai yang positif dari setiap peristiwa, begitu pula kita, sebagai generasi milineal, kita harus selalu mengambil nilai yang positif ketika kita menghadapi sebuah masalah. Karena dibalik sebuah masalah pasti Allah mempersiapkan hikmah buat kita.
Sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti bernama Craig Morris di Universitas Binghamton, ia mengambil sampel sekitar 5000 orang dari 96 Negara bahwa anak-anak muda sering stress/galau, mereka galau karena putus cinta, ini menandakan bahwa mereka tidak mengambil nilai positif setiap apa yang terjadi di alaminya, nabi Ibrahim saja yang sangat mencintai ismail sebagai anaknya, ketika ia mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankannya, beliau menerima dengan lapang dada. Begitu pula kita yang hanya manusia biasa, haruslah selalu berpositif thinking dalam setiap problem yang ada di hadapan kita.
Ketika kita menghadapi sebuah masalah haruslah tenang dan dalam posis hati yang bersabat, setelah kita mengambil nilai positif, maka hendaknya kita berwudhu. Karena berwudhu dapat merendam amarah kita, kita bisa menjadi lebih tenang dan berfikir jernih dalam mengambil sebuah sebuah keputusan.
Setelah kita membil sikap positif atau berpositif thinking kepada Allah dan kita telah mengambil air wudhu, maka langkah selanjutnya adalah laksanakanlah sholat 2 rakaat, solat hajat, minta kepada Allah sebuah solusi maka Insya Allah kita akan selalu terhindar dari sikap kegalauan yang berlebihan dan kita bisa menyikapi perasalahan dengan bijak.
Itulah secuil dari pelajaran yang dapat dari Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kyang bisa dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ditulis Oleh: Zainal Muttqain
Mahasiswa STEI SEBI
Senin, 27 Agustus 2018
Editor: Amri