Foto: Ketua Presiden Asean Muslim Student Association/BEM PTS SE Indonesia, Zainuddin Arsyad |
SUARA INDEPENDEN.COM,JAKARTA- Bangsa Indonesia adalah bangsa
besar, sebuah bangsa yang bagaikan permadani surga sehingga menjadi miniatur
Dunia. Kekayaan Alam kita begitu melimpah terbentang dari sabang sampai
merauke, di darat bertebaran gunung emas salah satunya Pt Freeport (penghasil
emas nomor satu di Dunia), di dalam lautnya bertebaran mutiara murni clas dunia
yang di hiasi ikan terbaik di dunia.
Kekayan sumber daya manusia juga begitu besar
dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta orang, menghasilkan manusia yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata manusia maka lahirlah seorang Habibie dari
bumi pertiwi Indonesia di ikuti generasi berikutnya bermunculan habibie-habibie
kecil yang juah hampir
di setiap olimpiade keilmuan (fisika, mati-matika, atronomit dsg).
Dengan melimpahnya SDM dan SDA
seharusnya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar bahkan menjadi bangsa
yang mengontrol perdaban Dunia saat ini. Akan tetapi justru sebaliknya bangsa
indonesia yang di kontrol bahkan di invasi hampir di semua di mensi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Menjadi bangsa terbelakang diantaranya
1. Jumlah kemiskinan di Indonesia tahun 2016
mencapai 28,01 juta jiwa (BPS)
2. Jumlah pengguran tahun 2016 7,02 juta (BPS)
3. Korupsi, kolusi, dan nepotisme meraja lelah
dari data KPK yang saja ada 331 bupati kita korupsi belum data yang tak
terungkap hingga berani kita katakan 90 pesen pejabat daerah korupsi belum
mengungkap kejaksaan, kepolisian, militer, bahkan pihak istana negara. Dana
pendapatan negara kita yang sebagian besar itu di dapatkan dari hasil pajak
memeras rakyat sebesar 2.039,5 triliun hanya mampu mengurus negara indonesia
sebesar 18 persen dari roda kehidupan bernegara telah berkurang 60 persen di
habiskan untuk belanja negara, sisanya di korupsi. rakyat hanya mendapat
sisa-sisa proyek pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi yang justru
semakin merugikan rakyat serta mendapatkan kewajiban membayar pajak. Sedangkan
kekayaan alam yang begitu melimpah sangat cukup untuk mensejahterakan rakyat
malah pemerintah yang tak berdaulat diserahkan kepada banaa Asing
"Pemerintah kita bersedekah pada bangsa asing, namun memeras rakyat
kecil" sekarang ekonomi kita telah di Invasi, politik kita melalui tangan
pemerintah tak berdaulat, kekayaan alam kita suda di invasi bahkan teritorial
(sipadang dan siligitan/zaman megawati) telah tiada hampir semua dimensi kebangsaan
suda tidak berdaulat bahkan sebagian mahasiswa sendiri suda berhasil di
invasi jiwanya hingga tak bangga pada bangsanya dan tak memikirkan nasib
bangsanya lagi lebih banyak memuja-muja film hollywood dan korea. Orang-orang
cerdas seperti habibie dan anak bangsa yang berkwalitas tak di hargai karena
adanya kepentingan politik.
Ditulis Oleh: Zainuddin Arsyad
Ketua Presiden Asean Muslim Student Association/ BEM PTS Se-Indonesia
Minggu, 02 Oktober 2016
Editor: Ginanda