SUARA INDEPENDEN.COM, JAKARTA- Pada Rabu (19/4/2017) petang kemarin, founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali mendapatkan pertanyaan beruntun. Pertanyaan datang dari sejumlah kolega dan juru warta terkait dengan hasil hitung cepat (quick count) Pilgub DKI kemarin.
Materi pertanyaan adalah penyebab seputar kekalahan telak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI kemarin. Ada juga yang menanyakan musabab Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno bisa menang mutlak atas petahana.
"Mengapa Ahok tak hanya kalah, tapi kalah telak. Mengapa Anies tak hanya menang, tapi menang telak," kata Denny melalui keterangan tertulis, Kamis (20/4/2017).
Denny bisa memahami ketika banyak publik bertanya soal kekalahan telak Ahok-Djarot dari Anies-Sandi. Pasalnya, sejumlah hasil survei yang dirilis menjelang pencoblosan menunjukkan selisih perolehan kedua pasang cagub-cawagub itu hanya sedikit alias beda-beda tipis.
"Bukankah kalah-menang di antara mereka sewajarnya hanya 'beti' (beda tipis)?" ucap Denny.
Petang itu, Denny tak langsung menjawab pertanyaan yang umumnya mampir melalui WhatsApp tersebut. Dia masih sibuk menuntaskan proses hitung cepat alias quick count.
Baru Kamis (20/4) pagi ini, Denny menjawab semua pertanyaan tersebut. Menurut dia, ada beberapa penyebab Ahok-Djarot kalah telak dari Anies-Sandi. Penyebab pertama, kubu Anies-Sandi menjadi melting pot, tempat berkumpulnya segmen anti-Ahok.
Sebagian warga Jakarta mendukung Anies-Sandi karena memang menyukai pasangan calon nomor urut 3 tersebut. Sebagian lagi mendukung Anies-Sandi karena semata anti-Ahok dan tak ingin Ahok menang.
"Paling banyak memang pendukung Anies. Tapi tak sedikit pula menjadikan Anies sebagai cara mengalahkan Ahok. Dari hasil survei, data yang punya efek elektoral negatif pada Ahok masih besar," kata Denny.
Faktor kedua, kubu Anies-Sandi memainkan dua isu yang berbeda untuk dua jenis segmen pemilih. Pendukung Anies-Sandi memberi pemilih apa yang mereka anggap penting, sejauh tak mengganggu platform utama.
Ada juga gerakan tim Anies-Sandi, termasuk tim dari Gerindra, di media sosial pada pekan-pekan terakhir. Mereka menyebarkan pesan-pesan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Seperti diketahui, Gerindra adalah partai pengusung utama Anies-Sandi.
"Pada dua minggu terakhir, di sosial media, tim Prabowo sangat intensif menyebarkan video,meme, dan pesan soal isu kebangsaan itu," ucap Denny.
Pesan Prabowo yang disebarkan tersebut misalnya Prabowo akan menjadi orang pertama yang menurunkan Anies-Sandi jika mereka tidak merawat keberagaman dan mengkhianati NKRI ataupun Pancasila.
Ada juga pesan Prabowo, "Kita sudahi Jakarta yang gaduh dan terbelah di bawah gubernur lama. Bisnis memerlukan rasa aman. Ekonomi perlu stabilitas politik. Ini lebih bisa diberikan oleh Anies-Sandi."
Penyebab ketiga kemenangan telak Anies-Sandi adalah blunder sembako oleh kubu Ahok-Djarot. "Gerakan membagikan sembako kubu Ahok di hari tenang terlalu mencolok dan menjadi viral yang meluas di aneka sosial media. Ini blunder elektoral," kata Denny.
"Mereka ingin mengambil pemilih di kantong pendukung Anies. Namun isu gerilya sembako itu berbalik menghantam. Segera menjadi viral isu sembako dianggap sebagai money politicspihak Ahok," tutur Denny.
Kamis, 20 April 2017
Jurnalis: Budi
Editor: Hamzah