Foto: Hambali limbong |
SUARA INDEPENDEN. COM- MEDAN- Padahal, bahasa politik sangat penting untuk dipublikasikan oleh para pasangan bakal calon, agar masyarakat benar-benar memahami visi dan misi yang diusung.
Seluruh pasangan, hanya mengeluarkan slogan yang tak terlalu jelas juntungnya. Slogan-slogan sangat banyak ditemui di ruang publik.
Seperti Depriwanto- Azhar mengeluarkan slogan "DAIRI MAJU", namun belum pernah dipublikasikan tentang bagaiamana sebenarnya Dairi yang maju itu. EKAB- JIMMY dengan slogan "DAIRI UNGGUL", juga tak dijelaskan startegi untuk mencapainya.
Dalam konteks pemilukada, bahasa politik atau ujaran politik merupakan keniscayaan bagi setiap calon untuk memberi informasi kepada masyarakat terkait hal-hal yang akan dilakukan jika terpilih nantinya," kata Hambali Limbong yang juga merupakan Putra kelahiran kabupaten Dairi ke redaksi Suara independen Minggu(11/02).
Yang akrab di sapa Haji limbong ini menjelaskan, bahasa politik yang baik itu harus bersifat kognisi. Artinya, para bakal calon harus memiliki janji-janji politik yang mengandung muatan resolutif (menyelesaikan).
"Bahasa politik yang baik harus bersifat kognisi artinya apa yang ditulis dan diucapkan oleh para calon harus bersifat resolutif, (menyelesaikan) masalah-masalah yang selama ini dihadapi oleh masyarakat Dairi," jelasnya.
"Janji-janji politik yang disampaikan dengan bahasa (ujaran) politik yang baik akan mudah diterima masyarakat, bukan hanya sekedar slogan-slogan yang masih ambigu dan susah dicari makna sesungguhnya," tukasnya.
Selain itu,limbong juga menyarankan agar para bakal calon merancang visi-misi-program dengan jelas dan dapat dipahami serta ditagih oleh masyarakat.
"Calon membuat visi harus bersifat umum dari apa yang ingin dicapai jika terpilih selama 5 tahun mendatang dan diperinci dengan misi yang jelas. Serta program-program pro rakyat yang ingin dicapai setiap tahunnya," tandasnya.
Minggu, 11 Februari 2018
Jurnalis: Rizki
Editor: Hamzah