Foto: Masyarakat ketika menimbang hasil karet. |
SUARA INDEPENDEN.COM- Harga karet yang kian menurun membuat petani karet menjerit. Hal tersebut membuat para petani tak lagi menyadap karet. Petani karet pun berharap agar pemerintah bertanggung jawab atas turunnya Harga karet sehingga perekonomian petani bisa meningkat.
Sudah Lima tahun harga karet di tingkat petani menurun. Parahnya, sejak Joko Widodo jadi Presiden harga karet terus anjlok. Kini harganya hanya kisaran Rp. 6.000 ribu per kg dari sebelumnya Rp. 8.000 ribu per kg.
Hal tersebut dinyatakan Ketua Kelompok Petani Karet indonesia (KAPKI) Ginanda siregar Ke Redaksi Suara independen.com, Jakarta Minggu, (08/04/2018).
Ginanda menjelaskan, masyarakat di pedesaan khususnya petani karet bertanya-tanya kenapa harga karet terus menurun. Padahal, para petani sudah berusaha getah karet yang dihasilkan berkualitas baik, seperti kering dan bersih.
Lanjut dia, ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab Jokowi seputar anjloknya harga karet. "Apakah kualitas karet Indonesia kalah saing di pasar internasional; apakah ada permainan mafia karet; apakah karena melemahnya perekonomian internasional; apakah ada pengaruh kegaduhan politik dan hukum Nasional; apakah karena ketidakmampuan pemerintah mengelola karet hingga barang jadi; apakah paket-paket ekonomi yang diluncurkan tidak mujarab," Kata Ginanda Siregar yang Juga Wakil Ketua Umum PP HIMMAH.
Sedangkan menurut Petani Karet Tulus Pangidoaan Harahap Menjelaskan, Presiden Jokowi kurang memperhatikan petani Karet, yang semakin Hari makin Anjlok harganya, Sudah sepantasnya Presiden Jokowi Mengambil solusi agar petani karet diperhatikan.
"Tolong Pak Presiden Jokowi perhatikan Petani karet, kalau begini terus, tidak bakalan kami pilih lagi Bapak Jadi Presiden di 2019," tutupnya.
Selasa, 10 April 2018.
Jurnalis: M. Rifai
Editor: Rizki